Rabu, 22 September 2010

libur lebaran

bagi saya, libur lebaran kali ini cukup berkesan. saya yang sehari-harinya masih bekerja dan hanya libur saat weekend dapat menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga, terutama dengan raihana. bersyukur juga saya mendapat cuti dari tgl 9-19 september. berarti, sepuluh hari saya bisa berpuas-puas bermain dengan raihana. sungguh menyenangkan.

lebaran pertama, setelah shalat ied di lapangan dekat rumah, sungkeman dengan anggota keluarga suami, dan mengunjungi tetangga-tetangga terdekat, saya sekeluarga langsung pergi ke rumah orang tua saya yang lokasi rumahnya tidak jauh dari rumah. di sana, kakak, adik, adik ipar sudah berkumpul semua. raihana juga bertemu dengan sepupunya: Fatimah. suasana menjadi ramai. adik ipar yang orang bandung ternyata sudah menginap dua hari lalu di rumah ortu. tentu saja bintang tamu dalam acara lebaran ini adalah raihana dan fatimah. orang tua saya baru mempunyai dua cucu itu saja. belum nambah. sorenya, saya pun kembali pulang ke rumah.

hari kedua dan ketiga syawwal, saya tidak ke mana-mana. suami sakit. pusing katanya. mungkin karena kelelahan juga karena 10 hari terakhir nonstop tidur menjelang subuh. selain itu ditambah sibuk jadi panitia itikaf di masjid dekat rumah. dua hari suami hanya tiduran di rumah. liburan hanya diisi maen masak-masakan, baca buku, lihat foto-foto di komputer. seru juga. aku sampai bosan meladeni permintaan raihana membaca buku. kok nggak kelar-kelar ya. tapi demi anak, rasa bosan itu sebisa mungkin dikurangi.

senin barulah kali jalan-jalan. itu juga dadakan agendanya. suami tiba-tiba ngajakin ke monas. ya oke deh. yang murah meriah saja. cukup naek kereta dari stasiun depok lama yang dekat dengan rumah. lalu turun di juanda. nyambung bajaj. sampe deh. raihana puas maen layangan.

esoknya, saya dan suami bersilaturahmi ke rumah bude di jakarta. lalu mampir sebentar ke rumah teman suami di bidaracina.

rabu, saya mengunjungi alia. sobat saya waktu kuliah di poltek ui dahulu. dia baru saja pindah ke rumah barunya di taman anyelir grand depok city. lumayan jauh dari cagar alam. musti naek angkot D10 untuk mencapai rumahnya. dari depan jalan raya ke dalam juga lumayan deh. tapi sesampainya di rumah alia, semua senang. raihana ada teman mainnya: Shila dan Tasqif. Cuaca di depok tidak bisa diprediksi. agar tidak kehujanan, buru-buru aku pamit pulang. dan ternyata benar. selagi masih di angkot, hujan sudah turun. akhirnya neduh dulu di ITC dan raihana pun maen sebentar di arena anak-anak.

esoknya, suami mengajak saya melihat rumah impian yang berada di ujung dunia sana. hehehe. abis jauh juga sih. di cileungsi. alhamdulillah, akhirnya kami bisa menyicil rumah di daerah itu. walau rumahnya kecil mungil, kami tetap puas karena semua adalah dari hasil jerih payah kami sendiri. kami sedang menabung untuk renovasi rumah mungil itu. suatu saat, saya akan menempati rumah itu dengan predikat baru: IBU RUMAH TANGGA. ya, aku bertekad, ketika pindah ke sana, saya sudah bisa melepas kerjaanku ini. cita-cita sih ingin buka usaha dulu. atau mewujudkan impian menjadi PENULIS dengan menyepi di rumah itu. asyik juga kayaknya. suasana sekelilingnya masih sepi. viewnya adalah pegunungan. nyaman dan tenang. ah, semoga lekas menjadi nyata. amien.

jumat, tiba-tiba bupuh (ibu sepuh, neneknya raihana) sidak ke rumah saya. saat itu, raihana baru saja bangun. saya lihat jam, angkanya menunjukkan angka 6 pagi. wah, ada apa ini. ngobrol2 sebentar, lalu ibu tiba-tiba mengajakku ke bandung. jalan-jalan saja. PP. wah, gimana ya. secara keuangan juga lagi pas-pasan, tapi saya juga tidak ingin mengecewakan ibu. saya izin ke suami kira-kira bagaimana. suami mengizinkan dan memberi saya uang saku. ah, makasih ya suamiku.... mungkin suami saya juga tidak ingin mengecewakan ibu. siap-siap sebentar, setelah raihana rapi dan selesai makan, saya pun berangkat. saya janjian dengan ibu di stasiun depok baru. suami kebetulan ada acara halal bihalal di kantor jadi nggak bisa ikut. hanya mengantar sampai stasiun depok baru. ibu sudah menunggu di sana. tak lama kereta ekspres depok datang dan kami pun naek menuju gambir.

di gambir saya sempat mampir dulu ke toilet wanita. mengenaskan sekali. memang, sekarang masuk toilet di gambir tidak perlu bayar alias gratis. tapi kok malah nggak terurus begini. lantai toiletnya banjir didiamkan saja. atau memang begini ya nasib tempat layanan publik. mentang2 gratis jadi asal-asalan. nggak mecing dengan stasiun gambir yang modern. ah, jadi curcol deh.

singkat cerita kami sampai di bandung pukul setengah dua siang. langsung meluncur ke masjid salman itb. ibu memang hanya mau ke situ saja. kalau saya, saya malah ingin segera mampir ke kantin masjid salman yang murah meriah itu. kangen juga dengan suasananya. namun sayang... kantin ternyata baru buka tgl 20. gigit jari deh. akhirnya kami makan di warung sekitar masjid saja. habis itu naek delman keliling taman. lalu menghabiskan waktu maen lari-larian di dalam taman. setelah itu, balik lagi ke stasiun bandung mengejar kereta yang jam 16.30. nggak capek? ya capeklah. apalagi bawa anak yang susah sekali duduk diam. ada saja yang dikerjakan. belum lagi kalau raihana minta gendong. mantaf deh gendong anak 13 kg.... saya malah ingin cepat-cepat pulang ke rumah. ingin segera minta pijitin abu raihana. begitulah ibu kalau bepergian. paling enggan mampir-mampir, paling enggan menginap di rumah orang. padahal di bandung ada menantunya, adik ipar saya. kan bisa istirahat sejenak di sana. tapi ibu tidak ingin mengganggu orang. ya sudah, akhirnya kami kembali ke depok. oleh2nya baju kotor raihana dan pegel di pinggang. hehehe.

sabtu, ada halal bihalal beberapa DPC di sawangan. suami saya yang terhitung salah satu pejabat agak ke teras, diundang datang. liburannya pun pindah ke sana.

ahad terakhir liburan, saya ajak raihana bersilaturahmu ke beberapa teman lama saya yang masih tinggal di depok. abu raihana tidak bisa mengantar karena dia ada janji dengan temannya. asyiknya jalan berdua raihana. saya selalu dapat hadiah ngegendong. saya cuma bisa berharap raihana tidak tertidur di angkot. kebayang deh susahnya turun dari angkot. dan benar, raihana tertidur di angkot. dari angkot saya harus naek ojek dari Dipo ke rumah. luamyan bener deh mindahin rai dari angkot ke ojek. sampai si ojeknya tiba di dekat rumah pun, raihana masih bobo... rada jumpalitan mengambil ongkos ojek di tas gemblok saya. sampai di rumah, saya letakkan raihana di tempat tidur. setelah shalat zhuhur, saya langsung rebahan di sampainya dan bobo sampai ashar menjelang....

malam harinya, saya merenung. besok sudah masuk kerja. ah, sedih juga....
sabar ya nak. umi akan menemani kamu di rumah suatu hari nanti. full!

kerja di rumah bupuh

dua hari setelah libur lebaran usai. semua kembali ke rutinitas.

anak: mi, umi kelja ga?
umi: iya. maapin umi ya. nanti sore kita bisa maen lagi. boleh kan umi kerja?
anak: nggak boleh. (sambil glendotin uminya)
umi: kok nggak boleh.... (mata umi mulai berkaca-kaca)
anak: umi kelja di lumah bupuh aja. bupuh banyak uangnya!
umi: iya, tapi kan itu uang bupuh. bukan uang umi... (si umi paham maksud anaknya)
anak: hhmmm... (manyun)

*anak umi ini sudah pandai bicara dan protes. sabar ya nak. cuma itu yang umi bisa ucapkan*