Kamis, 22 Desember 2011

baju bersulam "WTARI" di dada

gara-gara ada kuis di twitter tentang kisah yang paling berkesan dengan ibu dari kecil hingga sekarang, aku jadi teringat-ingat satu peristiwa penting yang paling berkesan.


waktu itu aku masih sekolah di TK. baru belajar menulis huruf. suatu hari, ibu membuatkan baju dengan sulaman huruf WTARI di dada sebagai tanda baju itu milikku (jahit sendiri dan disulam sendiri, loh). 


aku senang sekali waktu itu. dan aku menganggap tulisan inilah namaku karena yang aku tahu, namaku tari. 


dari sulaman itu aku belajar menulis namaku sendiri. 


suatu hari, di sekolah aku diminta bu guru menuliskan nama sendiri ke papan tulis. tentu saja aku berani karena aku sudah mengetahui namaku.


di papan tulis pun aku tulis: WTARI. 


bu guru hanya tersenyum-senyum dan bertanya padaku untuk menegaskan, "benar, ini namamu, nak?"


"Iya," anggukku yakin sekali.


"Bagus, Ibu senang kamu sudah bisa menulis sendiri namamu."


aku pun dipersilakan duduk kembali.


-----


belakangan, aku baru tahu kalau namaku bukan wtari saja. tapi woro lestari. aku terkesan pada guruku yang tidak menyalahkan aku. dan yang lebih lagi, aku berterima kasih pada ibu yang sudah membuatkan aku baju lucu itu. tanpa sulaman itu, aku tidak akan pernah belajar menulis namaku yang sebenarnya.


terima kasih, bu
#hari ibu

[cerita] lahirnya khansa khairunnisa

sebenarnya aku sudah lama banget pengen nulis proses lahirnya khansa, anak keduaku yang manis ini. namun apa daya, kok sekarang rasanya waktu untuk ngeblog itu terbatas sekali. hehehe, masalahnya sih bukan karena waktu akses inetnya yg sebentar (di sini mah fullday, deh), atau waktu nulisnya yang ga ada. bukan, melainkan malas nulisnya itu yang kebangetan. memang nih, belakangan ini aku jadi males nulis-nulis. (katanya pengen jadi penulis, latihan nulis aja kok ogah banget). 

ya itulah penyakit utamanya, hihihi. selain itu, aku seperti lost contact dengan temen-temen blogku. dari sekian banyak blogger, hanya sekian yang masih aktif. ya memang, semua seperti beralih ke jaringan sosial lainnya, seperti facebook or twitter. nulis di jejaring sosial seperti itu kan nggak perlu banyak-banyak kalimatnya. nggak perlu berparagraf-paragraf. nggak perlu mikir lama. iye kan? ketika bertandang ke blog teman, tanggal postingnya banyak yang dah lama pertanda blognya nggak terapdet. jadi turun semangat nulisnya. 

setelah bunda nia menyapa, baru deh aku semangat lagi.

lah lah lah... kok malah nglantur ke mana-mana. ceritanya mana? hehe. oke deh. kita mulai ya ceritanya (std dah).

khansa lahir pada 18 juli 2011, berarti sekarang sudah berusia 5 bulan. sewaktu hamil, aku rutin memeriksa kehamilan ke RS mintra keluarga depok. Nama dokter yang memeriksaku dr. Sofani Munzila. Dokternya masih muda, belum nikah, cantik, pintar ... bisa jadi umurnya tuaan aku dari dia. 

anak pertamaku lahir dengan disesar karena pecah ketuban duluan. karena sudah punya riwayat sesar ini, bidan-bidan yang aku datangi sebelumnya menolak permintaanku untuk mengusahakan lahir normal. tidak ada yang berani menangani proses kelahiran keduaku ini. semua menyarankan lahiran ke rumah sakit saja. karena itulah, aku akhirnya memilih ke rs mitra ini (karena klo sesar di sini dijamin sama asuransi kantor suamiku). 

ketika pertama kali datang ke rs ini dan memilih dokter yang akan memeriksaku, entah kenapa membaca nama dr sofani kok rasanya cocok ya. dokter ini pasti perempuan, la iyalah dari namanya kan sudah jelas. ya sudah aku pilihlah dia.

setelah masuk ke ruang periksanya, aku tertegun melihat sosok dokternya. cantik banget hehehe. belakangan aku tahu dia bahkan belum nikah. kok ada ya dokter kandungan yang belum nikah. dia kan belum pernah merasakan hamil. gimana nanti meriksanya. lah, kan nggak ada syarat dokter kandungan itu musti udah nikah. klo emang bisa dan pinter ya gapapa toh. agak sangsi juga nih awalnya.

tapi ketika mulai pemeriksaan, trs ngobrol dengan dokternya ternyata asyik juga. penjelasannya singkat namun jelas dimengerti. ketika aku tanya ada kemungkinan lahir normal, dia memastikan bisa setelah melihat jahitan sesar sebelumnya bagus nggak ada keluhan. (ini berkat keahlian dr iskandar yang mengoperasiku dulu ternyata dokter yang sudah teruji bagus klo ngoperasi, halah). so, sejak itulah, aku berencana untuk melahirkan normal. 

tiap beberapa bulan aku periksa kehamilan dengan hasil yang sama, bisa lahir normal, anaknya perempuan. tinggal tunggu tanggal mainnya aja. bahkan aku sudah dibuatkan surat pengantar melahirkan yang bisa langsung diserahkan ke bidan di situ bila sewaktu-waktu aku mules-mules.

terakhir kontrol itu sabtu, 16 juli 2011. malamnya, aku udah merasakan kontraksi (tolong ralat istilah mules melahirkan itu kayak mau BAB. itu penipuan istilah) yang beda dari biasanya. pagi ahadnya mulai rutin kontraksinya. lima jam sekali, tiga jam sekali, dan menjelang tengah malam sudah sejam sekali. duhaiii, begini ya rasanya mau lahiran! jujur aja, aku belum pernah merasakan namanya kontraksi lahiran. ternyata rasanya begitu aduaaaaaaaaaaaaaiiii sampe nungging2 nahan sakit. pukul 02 senin dini hari aku sudah nggak kuat nahan. aku minta ke rumah sakit! 

suamiku langsung menjemput ayahku untuk menjaga si kakak yang masih terlelap. aku dan suami langsung ke rumah sakit naik motor. sampe rumah sakit, langsung aku ditaruh di ruang bersalin. diobservasi terus bukaannya. 

waktu berjalan terasa lambat. pukul 5 pagi, masihbukaan 7. pukul 8 pagi, masih bukaan 7. bidan-bidan mulai grasa-grusu. dokter belum datang. ketuban belum juga pecah. akhirnya, ketuban dipaksa pecah dengan memasukkan alat ke dalam kandungan. kantung kemih penuh karena terganjal kepala si dedek. air seni sulit keluar. ini yang membuat rasa sakit kontraksi berlipat-lipat. dimasukkanlah kateter untuk mengeluarkan semua air seniku. setelah kempes, barulah bukaan mulai bertambah dan bertambah. tepat pukul 09.11 pagi, senin 18 juli 2011, lahirlah si mungil yang kami beri nama khansa khairunnisa. 

what a wonderful experience! ternyata begini rasanya melahirkan!

aku lalu dipindahkan ke ruang perawatan. aku tidak bisa rooming-in dengan baby. tapi, aku diperbolehkan ke ruang bayi kapan aja. awalnya, aku diberi waktu-waktu tertentu untuk nenenin. (aku bertekad untuk ASIX. aku sampaikan itu ke para suster sehingga si baby tidak diberi apapun dan kalau menangis panggil saja aku ke ruang bayi). lalu, aku diberi kebebasan kapan saja untuk nenenin. aku usahakan tiap dua jam sekali ke ruang bayi. ASiku belum keluar sebenarnya. hari ketiga baru keluar. itu juga nggak banyak. tapi, bayiku dengan sabar nenen terus tanpa menangis rewel. dia nggak protes walau PD-ku mungkin blm banyak ASI-nya. toh dia juga minumnya baru sedikit kan.

kalau dibanding-bandingkan antara jahitan sesar dan jahitan di ****, tentu saja sama sakitnya. bahkan menurutku lebih sakit obrasanku ini. soalnya, aku diobras atau bahkan dineci abis oleh dokter. berat bayi yang diperkirakan hanya 2,8 kg ternyata meleset. BB bayiku ini lebih besar: 3,2 kg. kakaknya saja dulu cuma 3 kg pas. alhamdulillah lebar panggulku cukup untuk dilewati bayi sehingga dokter masih berani meneruskan proses normal ini. 

kalau lama sembuhnya, ya lebih lama sesar kali ya. obrasanku kali ini sembuh setelah 1 bulan baru benar2 tidak merasakan sakit. waktu sesar dulu, berapa lama ya, lupa. 

akhirnya, kami bisa pulang ke rumah kembali dan aku menghabiskan masa cutiku di rumah suami.

selama masa cuti, ada kejadian2 yang mengejutkan ... to be continued!

Minggu, 18 Desember 2011

disentri pergilaaah!

si kakak lagi kena disentri. BAB berkali-kali. fesesnya berlendir dan ada darahnya sedikit. sudah ke dokter dan diberi antibiotik. sakit sejak rabu minggu lalu. sudah agak mendingan hari ini. masih mau makan dan minum, masih bisa maen sepeda tapi di dalam rumah saja dulu. masih mengeluh sakit perut walo sudah berkurang frekuensinya.


nyaris saja dirawat di rumah sakit.


nanti, pulang kerja, emak janji mau beli jambu klutuk merah untuk dibuatkan jus. minum yang banyak ya, nak.
segala cara akan emak lakukan agar kamu sembuh.


si dedek juga lagi batuk-batuk ketularan si kakak.


sehatlah semua anakku, sayang!

Rabu, 14 Desember 2011

beginilah kalo emaknya males masak

semoga ini bisa jadi bahan renungan dan introspeksi bagi ibu-ibu yang males masak. terutama, SAYA.
jujur saja, sejak anak kedua saya lahir, saya merasa tidak cukup waktu untuk memasak menu utama di pagi hari. waktu pagi adalah waktu paling sibuk buat saya yang bekerja ini. suami juga bekerja.

inginnya saya dan suami berbagi tugas di pagi hari. saya kebagian jatah mengurus anak-anak (membangunkan anak-anak, memandikandan nenenin buat yang kecil, membujuk si kakak mandi dan menyuapi kakak makan, menyiapkan botol-botol untuk asip nanti di kantor, menyiapkan gembolan ice gel dan kawan-kawannya. membereskan rumah, nyapu, biar pulang rumah rapi. belum lagi menjemur pakaian yang sudah dicuci semalam, lalu menyetrika pakaian yang tidak sempat masuk daftar ekspor setrika ke tetangga. semua harus siap sebelum jam tujuh pagi. rempong deh, pokoe.

saya merasa waktu saya sangat sempit dan tidak ada waktu untuk MEMASAK. alhasil, suami yang mengambil tugas itu. saat bangun, suami tinggal mengeluarkan motor, lalu belanja dan menyiapkan masakan. inginnya, selesai saya mengerjakan tugas2 itu, selesai pula masakan. anak sudah rapi. jadi bisa sarapan bareng2. begitu yang biasa kami lakukan. menurut saya, kalau saya mengerjakan semua tugas pagi itu sendirian, alamat berangkat ke kantor sudah dalam kondisi lelah.

lalu, saya keasyikan. saya jadi enggan masak sama sekali. di akhir pekan, yang biasanya si ibu asyik bereksperimen dengan resep2 baru, saya memilih tidur atau leha-leha saja dengan anak-anak. kalau bisa masak ya masak. kalau tidak bisa ya beli saja. jadi stok makanan di rumah tidak banyak. kalau masih lapar ya jajan saja.

karena itulah, anak saya yang pertama ini jadi suka jajan. walaupun emaknya melarang jajan, dia tetap maunya jajan. pake nangis kejer kalau nggak dibolehin. ya, bisa jadi dia lapar. tapi karena di rumah nggak ada makanan yang menurut dia enak (adanya sayuran saja buat teman makan nasi), dia minta jajan deh.

jajan, jajan, dan jajan. si emak benci dengan jajan tapi tidak menyediakan makanan kecil buat anak.

alhasil, si kakak sakit perut kemarin. rabu dia panas tinggi. mengeluh sakit perut. lalu ke dokter dan didiagnosa gejala tipes (heran juga, ini kedua kalinya si kakak dianggap kena gejala tipes oleh dokter, ternyata campak).

sampai sekarang si kakak masih sakit perut walau sudah mendingan. mules terus sepanjang hari. kadang keluar BAB kadang tidak. kasihan kau, kak. badan jadi kurus.

barulah emakmu ini merasa bersalah. sedih banget. ini karena kelalaian emaknya juga.
pokoke, kalau kamu sudah sembuh nanti, emak janji rajin masak bikin kreasi penganan yang mudah dan sehat.

cepat sembuh ya, nak.


Kamis, 10 November 2011

rasa hampa

hari ini aku tiba-tiba saja merasa sedih. awalnya, aku hanya ingin coba-coba ikutan kuis twitter yg diadakan @PenerbitMizan. pertanyaannya, apa yang kamu lakukan kalau kamu jadi anak-anak lagi?

aku coba mengingat2 hal yang menarik sewaktu kecil. tapi tidak ada hal yang menyenangkan. lalu aku teringat perkataan ibuku ketika beliau memandikan khansa, anakku.

"dulu, ibu nggak pernah mandiin anak, loh. baru sekarang nih mandiin cucu. ibu juga nggak pernah tuh tidur sambil ngelonin anak."

hiks hiks ... aku hanya terpana mendengar pengakuannya.

pertanyaan mengapa dulu waktu kecil aku sering merasa hampa terjawab sudah. namun aku tidak menyalahkan ibu. kondisi saat itu membuatku maklum. bukan salah ibu semata.

tapi, dampak dari kurangnya sentuhan ibu kepada anak benar-benar akan terus dirasakan anak sampai dewasa. alhamdulillah, sekarang sih aku tidak merasa hampa lagi. sudah ada dua permata hati dan seorang lelaki berhati mulia yang mengisi hari-hariku.

ibu kini rajin memandikan dan menemani cucu-cucunya tidur. beliau ingin menebus kesalahannya dengan menyayangi cucu-cucunya sepenuh hati.

aku juga tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan ibuku.

bagi anda yang mempunyai anak, berilah sentuhan cinta sejak dini. sentuhan itu bermanfaat sangat besar terhadap pertumbuhan psikologis anak.

Jumat, 15 April 2011

tiga bulan lagi menjelang lahiran.

tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya. usia kandunganku sudah masuk usia 6 bulan. prediksi akan lahir sekitar bulan juli nanti. rasanya, masih saja degdegan walaupun aku sudah punya pengalaman sekali melahirkan. anak pertamaku lahir secara sesar dikarenakan beberapa hal yang emergency. anak keduaku ini? maunya sih normal. tapi, beberapa bidan yang kudatangi tidak berani menangani sendiri kelahiranku nanti. harus rujuk ke rumah sakit yang punya fasilitas operasi sesar. bidan-bidan tersebut tidak mau menanggung risiko. ya aku maklum.

ada juga yang menyarankan aku lahiran di paraji saja. ada tuh yang sudah pengalaman membantu persalinan anak kedua secara normal walau anak pertamanya lahir secara sesar. jarak kehamilannya malah dekat sekali. anak pertama baru usia 1 tahun lebih sudah hamil lagi. aku tertarik juga mendengarnya. aku memang ingin banget bisa lahir normal. tapi kalau lahir di paraji seperti itu apakah aman? suamiku jelas tidak setuju. ini bukan masalah harus normal apa tidaknya, menurutnya. tapi masalah nyawa. tentu sangat riskan melahirkan di paraji. ya sudah, akhirnya aku hanya bisa berpasrah kepada Allah. semoga Allah memberikan jalan yang terbaik. yang penting, anakku bisa lahir sehat dan selamat. begitu juga aku bisa cepat pulih dan selamat.

kondisi kehamilan anak keduaku ini sangat berbeda ketika aku hamil anak pertama. sekarang si bayi lebih aktif bergerak. aku juga ikutan aktif bergerak ke mana-mana. nggak males2an kyk waktu hamil anak pertama dulu. rajin beraktivitas sampai-sampai aku lupa kalau aku sedang hamil.

oh ya, kabar si kakak baru saja sembuh dari sakitnya. si kakak sempat panas tinggi selama seminggu dan baru turun setelah keluar ruam-ruam merah di sekujur tubuhnya. kena tampek begitu kata orang-orang. si kakak sayang dengan dedeknya. setiap hari dielus dan dicium2. kadang-kadang si kakak kepingin punya adik perempuan, kadang berubah lagi pengen adik laki-laki. ya, apa aja ya kak. yang penting dedek sehat, selamat, ganteng (wah, udah sugesti nih), aktif, dan pinter kayak kakaknya. dan semoga ketika dedek sudah lahir, kakak tetap sayang ya. amien.


menjelang kelahiran nanti, aku juga sedang mempersiapkan diri agar bisa memberi ASI Eksklusif untuk si dedek. doakan ya sukses!

Senin, 03 Januari 2011

ada(p)tasi

suatu sore, seorang ibu yang baru hamil muda baru saja selesai muntah-muntah di kamar mandi. gadis kecilnya menunggu di depan pintu kamar mandi dengan pandangan khawatir.

anak: "umi lagi sakit ya?"
umi: "enggak nak, umi ga sakit. hanya mual saja terus muntah deh."
anak: "ya udah, umi cepat sembuh ya."
umi terharu mendengarnya.
umi: "iya, terima kasih ya nak."

umi pikir sudah sampai di situ saja pembicaraannya. ternyata ....
anak: "umi kok muntah sih?"
umi: "kan ada dedek di dalam perut umi."
anak: "kok kalau ada dedek umi muntah?"
umi: (mikir lama nyari jawaban yang pas) "karena dedek lagi adaptasi di perut umi."
anak: "adatasi ... adatasi apa itu, mi?"
umi: "adaptasi, nak. bukan adatasi. karena dedek sedang menyesuaikan diri di dalam perut umi."
anak: "ooo ... "

umi: (tiba-tiba puyeng).