Senin, 29 Desember 2008

tahun kedua kami bersama

28 januari lalu, tak terasa, sudah 2 tahun kami bersama. tak sedikit sudah peluh dan air mata yang tertumpah. dalam dua tahun kebersamaan ini, tak ada sedikit pun cela yang kau lakukan. semua tampak indah, menawan, dan membuat hati ini makin merona.

malamnya, aku coba mengorek hatinya. sejauh manakah ia sudah mencintaiku? jawabannya: "karena aku mencintaimu karena Allah, aku sudah mencintaimu sebelum menikah, sekarang, dan seterusnya...."

hati siapa yg nggak akan meleleh?

justru aku yang harus terus berbenah diri. agar aku bisa terus menjadi bidadarinya di dunia dan akhirat.

bi, maafkan umi yang masih suka nggak sabaran, cerewet, cuek, menuntut yang macem2.... padahal apa yang telah kau berikan sudah jauh dari cukup. sungguh!

wanita-wanita permata

Logika apa yang dipakai oleh agresor Israel yang sampai hati membantai ratusan penduduk Palestina di Gazza? Alibi kerdil apa yang sampai bisa memasung kepedulian bangsa Arab untuk sekadar menonton pembantaian massal di Palestina? Sudah terlalu menggunungkah dosa-dosa kita yang kemudian mengatup nurani untuk melek menyaksikan kejahatan perang tak termaafkan dalam sejarah itu?

Sabtu (27/12) kemarin, genosida biadab tak berkesudahan itu kembali menumpahkan darah-darah manusia terhormat di bumi Gazza. Tidak kepalang tanggung, 150 orang syahid dan 200 lainnya menderita cidera serius dibabat ribuan amunisi buas Israel; ditebas oleh terjangan roket-roket maut F16 yang mengamuk di atas angkasa Palestina. Dan, korban sebanyak itu baru prolog. Allahu akbar!

Manusia-manusia Islam yang sudah kehilangan kepedulian saudara-saudaranya di belahan bumi yang lain itu, hanya kuasa menjerit pilu. Cuma bisa mengerang tak bisa berbuat apa apa, tatkala suami-suami mereka jatuh tersungkur bermandi darah; ketika bocah-bocah yang lucu dan menggemaskan itu berteriak kesana-kemari dalam derai kepanikan; manakala puluhan apartemen usang yang menjadi tempat berteduh keluarga-keluarga malang itu seketika roboh dihantam peluru raksasa Israel. Yang tersisa adalah gelimpangan mayat, jasad bocah-bocah suci yang tersenyum tenang, dan puing-puing bangunan yang menyatu ke bumi.

Israel kembali menggunakan "logika kematian". Strategi bertaruh nyawa yang tentu saja membuat bulu kuduk pemimpin-pemimpin Arab merinding. Karena kumpulan orang-orang yang mengaku diri mulia dan terhormat itu tidak pernah mengerti bahwa hanya dengan pertaruhan darah demi membela kemerdekaan sejati, manusia baru bisa mulia lalu mendapatkan kehormatan abadi. Bukan dengan bersembunyi di balik ketiak kepengecutan, atau menggelar ratusan pertemuan di meja-meja konferensi OKI, Liga Arab, yang selalu saja berakhir dengan rekomendasi bualan. Tanpa bukti. Pantas mereka menjadi kurcaci dihadapkan dengan logika kematian Israel?

Bagi rakyat Palestina sendiri dari dulu hingga sekarang, mereka sudah memahami bahwa letak krisis Palestina bukan karena Israel yang tak henti-hentinya melakukan pembunuhan dan perampasan. Masalah kematian bagi mereka tak menjadi soal, sebab mereka faham bahwa kesucian dan kemuliaan diri itu selalu harus ditebus dengan darah dan air mata.
Sumber genosida di Gazza adalah sikap pengecut pemimpin-pemimpin Arab dan umat Islam yang telah kehilangan semangat altruistik. Lelap berselimut egoistis hingga tak lagi peka akan nilai-nilai humanisme, yang tak lagi menyemat spirit kohesif yang menjadi pilar kekuatan Islam dan bangsa Arab. Dan, oleh karenanya kita dilindas Israel (Barat) yang sukses mengaplikasi semangat altruistik dan spirit kohesif! Maka wajar kita kalah.

Kontribusi Wanita Permata
Kenapa Palestina yang tinggal sekerat itu masih tetap bertahan menggelorakan semangat perlawanan tanpa batas dan tidak lekang dari bumi? Sebab di atas tanah milik umat Islam itu ada wanita-wanita luar biasa.

Bak permata. Meskipun tak menyimpan permata dan perhiasan mewah. Kemilaunya memancar dari kepribadian. Wanita yang mungkin tersembunyi, terbenam bersama perjuangan membina generasi pejuang. Mereka tidak populer, tapi selalu membisikkan spirit kepahlawanan ke telinga-telinga putera-puteri tercinta. "Nak, kehidupan abadi itu di surga. Kemuliaan itu senantiasa harus ditebus dengan tetes darah dan derai air mata"!

Begitulah Ummu Nidhol, wanita permata Palestina yang kerap membisikkan spirit perjuangan kepada ketiga puteranya. Ia deskripsikan surga di pangkal mata. Ia tak pernah pacu sang anak untuk merengkuh kehidupan hedonis yang acapkali membinasakan mental ukhrawi. Ia tak cita-citakan puteranya untuk mengemis harta bertuhankan nafsu. Ia hanya inginkan buah hatinya masuk surga, dengan berkorbankan darah.

Usai putera ketiganya yang baru berusia 16 tahun syahid dalam drama ledakan dahsyat di jantung kekuatan Israel, Ummu Nidhol menangis. Ketika ditanya perihal penyebab ia menangis. Wanita permata itu berkata: "Saya tidak punya lagi anak yang bisa saya persembahkan untuk kemuliaan Palestina!"

Lalu Ibunda Muh. Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel tahun 1453 M. Dalam usia 23 tahun, Al-Fatih berhasil memaksa hengkang Raja Constantine XI Paleologus dari tahtanya. Penaklukan paling fantastis dalam sejarah.

Ibunyalah yang kala masih mengandung Al-Fatih acap berdiri menghadap ke arah kota Konstantinopel. Ia berharap besar bahwa kelak puteranya yang akan menaklukkan negeri itu. Mengamini sabda baginda Rasulullah Saw. "“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan umat Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad). Obsesi mulia wanita permata.

Menegaskan Substansi Krisis
Sekali lagi, memang benar genosida di Gazza saat ini merupakan potret keangkaramurkaan. Sangat pantas kita kecam kebiadaban Israel bahkan menjadi suatu keharusan. Tidak kita biarkan penduduk Gazza menahan derita seorang diri. Segera tabuh genderang reaksi massal untuk hentikan pembantaian itu. Sebelum terlambat. Sebelum Palestina, seperti kata DR. Raghib Sirjani, akan menjadi Andalusia kedua. Hilang dari peta dunia.

Tapi, seyogyanya jangan biarkan pemimpin-pemimpin Arab yang duduk santai di singgahsana apatis itu lepas dari kecaman. Sebab mereka yang paling bertanggungjawab atas tragedi kemanusiaan yang melanda bumi Palestina. Paksa mereka untuk mengulurkan bantuan dan membungkam kekejaman Israel, walaupun mungkin hal itu hampir mustahil mereka lakukan.
Mengapa? Barangkali karena sosok wanita-wanita permata itu hanya ada di Palestina, hanya pernah ada di masa penaklukan Konstantinopel. Yang ada hanya seorang ibu yang cita-citanya hendak mengikuti riak-riak kecil arus modernisme. Meletakkan standar kesuksesan anak-anak pada wujud materi dan segudang sertifikasi. Seorang isteri yang memaksa suami berpeluh darah untuk menangkap kebahagiaan semu pada jabatan, pangkat, dan prestise. Pada ruang-ruang busana temporal yang sering menguap dilahap waktu. Mengapa ibu dan isteri itu tak membisikkan senandung merdu tentang surga ke telinga-telinga anak dan suami? Kenapa tak pintal sutera cinta dalam tiap keinginan bahwa ibu dan isteri itu ingin bersama merengguk kebahagiaan abadi?

Genosida Gazza adalah konsekuensi dari punahnya sistem pendidikan ukhrawi yang hanya bisa diajarkan oleh wanita-wanita permata. Cukup kita sesalkan karena pemimpin-pemimpin Arab itu dilahirkan, dibesarkan, dididik, dan didampingi oleh reinkarnasi wanita lain.

Harapan itu masih ada. Di Palestina masih banyak wanita permata yang menjamin eksistensi para pahlawan pembela negeri. Kalau Dunia Arab telah mandul melahirkan wanita permata, maka Dunia Islam yang membentang dari pangkal Indonesia sampai ke pucuk Samudera Atlantik di pesisir Afrika Barat, pasti telah bersiap-sedia menjadi wanita-wanita permata. Untuk melahirkan pemimpin satria sekelas Al-Fatih. Bukan seperti pemimpin Arab yang kini hanya bisa menonton Genosida di Gazza. []
------------------------
Profil Penulis
Taryudi, Kelahiran Purbalingga, 09 Maret 1985. Telah menyelesaikan pendidikan strata satu di Universitas Al-Azhar Fak. Ushuluddin Jur. Tafsir dan Ilmu Alquran pada Agustus 2008. Saat ini tengah merampungkan pendidikan magisternya pada civitas yang sama. Alamat District Nasr City, Cairo. Warga Kisaran, Kab. Asahan Sumatera Utara Medan. Selain kuliah, juga aktif di KAMPUS KEHIDUPAN di lembaga Kajian Sosial-Politik dan Dunia Islam Studi Informasi Alam Islami (SINAI) Mesir.

*dari eramuslim.com.

Kamis, 25 Desember 2008

nasib susu UHT pertama

suatu sabtu cerah...

ada seorang umi yang tiba-tiba iseng pengen ngasih susu UHT buat si bonis (bocah manis). belilah di toko terdekat. beli susu yang rasanya FLAT (berdasarkan hasil tanya jawan dengan sang pakar). si bonis juga ikut. tuh susu langsung dipegangnya erat2. sampai-sampai ketika si kasir mo nembak... susunya ga boleh diambil sama si bonis. ya sudah, cari manual deh tuh kasir maklum. hehehe.

sampe kantor (kok di kantor? ya, hari sabtu itu umi terpaksa bawa bonis ke kantor karena hari itu juga si bupuh pergi ke jawa), umi langsung bukain. si bonis emang demen banget maenin sedotan, langsung nyedooooot. hasilnya... susu cuma disembur2! tauk dah keminum apa nggak. klo di liat susu yang tersembur sih... banyak. kyknya ga keminum deh. hiks hiks. ternyata doi nggak doyaaaan!

daripada mubazir disembur2 cuma bikin baju kotor, uminya pun langsung srupuut ngabisin susu di kotak.

hsilnya: negatip.

Selasa, 23 Desember 2008

PLIS DEH!

aku dah berusaha menjaga hati ini agar selalu bersih. tapi kenapa, ketika proses itu dah mau selesai, kamu mengotorinya lagi! ya kamu! kamu yang nggak bisa membedakan mana masalah pribadi, mana masalah profesional. kamu yang nggak tau gimana mengatasinya sehingga mencampur aduk semuanya.

aku yang bodoh ini saja tau gimana membedakannya!
Plis DEH!

Kamis, 18 Desember 2008

aku berlindung kepada Allah!

ya Allah... maapkan aku bila masih suka marah2. kapok deh aku, ya Allah! aku cuma tidak ingin terbawa bisikan setan yang terkutuk. aku juga mohon perlindunganmu dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi! dari jin dan manusia!

Rabu, 17 Desember 2008

ke ancol lagi yuuuk

Ini adalah cerita wiken dua minggu lalu. Telat sih, tapi nggak papa deh. Kenapa aku pengen cerita? Karena wiken ini tidak biasa. Biasanya kan aku, rai, and abi hanya numplek di rumah aja. Klo pun pergi nggak jauh2 cuma sekitar depok aja. Abis, males juga sih jalan2 di saat wiken di depok itu. Suasana pasti macet dan panas. Jadi lebih suka milih di rumah aja. Ato pergi ke tempat yang tidak kena macet. Alias muter2 pitara or depok gitu deh.

Nah kali ini wikennya agak istimewa… karena… aku, rai, and abi jalan-jalan ke ANCOL! Hehehe. Mungkin klo ancolnya sih nggak aneh ya, dari dulu ya itu-itu aja. Tapi perjalanan ke sananya yg seru.

Sebenarnya saat itu nggak ada rencana ke mana-mana. Sehabis nginep di rumah nenek sabtunya, ahad pagi itu kami niatnya pulang ke rumah dan istirahat aja di rumah. Tapi kok sepanjang perjalanan ke rumah cuaca cerah banget. Enak gitu buat jalan-jalan. Jadilah abi dadakan ngusul.

“mi, klo kita ke ancol aja gimana?”
“hah? Ke ancol? Sama raihana?” hehehe. Daku langsung terbayang persiapan yang seabreg2 (pengalaman waktu ke bonbin waktu lalu).
“iya, bisa nggak persiapannya sejam aja? Tinggal nyiapin susu aja kan?”
“sama makannya juga dong, bi. Kan kita belon masak. Ntar makan apa di sana? Mahal lagi klo beli.”
“gampang, ntar abi pesen sama mbak nani deh. Minta nasi dulu ama kak leli (kakak iparku).”
“ya udah, abi yang nyiapin ya. Umi siapin barang2 raihana.”
“cepetan mi… takut ketinggalan kereta nih.”
“bawa stroller juga ga, bi?”
“ya bawa, biar nggak cape gendong.”

Aku langsung kebayang deh… bawa stroller itu nggak gampang, jendral! Tapi nggak usah khawatir, kita dah membuktikan bisa kok bawa dorongan bayi itu waktu ke ragunan.. dengan naek motor! Bisa ditebak deh di mana stroller itu ditaro?

Akhirnya, kita grabak-grubuk nyiapin ini itu. Si rai mah asik bobo pagi. Hehehe. Dia itu setiap naek motor bawaanya tidur mulu. Enak kali ya kena sepoy2 angin.

Wah, dah jam setengah delapaan! Ngebuuut deh siap2nya. Klo nggak salah keretanya berangkat jam 08.40an. menjelang jam 9 deh. Rencananya kita mau naek KERETA WISATA BOGOR-ANCOL! Kereta ini pernah aku ceritakan di postingan lalu.

Jam delapan kurang dikit akhirnya semua dah rapi. Meluncurlah kami bertiga dengan motor abi ke stasiun depok lama. Motornya dititipin aja di deket stasiun. Wah, ternyata keretanya masih lama… pkl 08.50. ya udah nunggu aja di stasiun. Si rai aku dudukin aja di stollernya.

Setiap ada kereta lewat, biasa rai akan nanya, “apa… apa…”
Aku bilang aja, “itu kereta api, nak. Nguuuung… jejes… jejess… begitu bunyinya. Nanti kita juga akan naek… sabar yah. Nih, makan biscuit dulu.”

Rai pun menggoyangkan badannya seolah2 naek kereta. Hhehehe.

Kereta pun datang ontime. Bagus deh. Seperti biasa, kereta ini kosong. Nggak banyak yg pake jasa kereta ini. Nggak tau kenapa. Mungkin kebayakan yang menggunakan kereta ekspress ini ya mereka yang ga punya mobil sendiri kale yee… mau naek kereta ekonomi, kasian si anak diajak desek2an. Mending naek kereta ini. Langsung turun di tempat.

Kereta kosong tentu aja berkah buat kami. Si abi bisa selonjoran di kursi empuk… si rai bisa jalan2 nyusurin gerbong. Ni bocah nggak bs diem deh. Bentar2 naek ke jendela… mukul2 jendela. Bosen, dia turun minta jalan nyusurin gerbong. Penumpang laen yang naek kereta ini kebanyakan memang bawa anak-anak kecil. Jadi seneng juga si rai ketemu banyak temen. Aku nih semenjak raihana dah mulai jalan gini kudu tebelin muka. Hehehe. Soalnya si rai bakalan dengan santainya menghampiri orang laen bila melihat orang itu sedang memegang benda yang menarik perhatiannya. Sambil nunjuk2 benda itu… dia nanya sama aku, “apa… apa..” mau ga mau deh basa-basi ama orang itu. Klo kebetulan dia juga punya anak kecil jadi deh kita salig tukar cerita tentang anak-anak kita. Sok kenal gitu deh. Padahal mah dulu emakmu ini naaak… cueeeek banget orangnya. Ogah nyapa orang yg ga dikenal. Sekarang, yah… belajar ramah deh ama orang. Hihihi.

Kereta ini jalurnya itu lewat manggarai-jatinegara-senen-kemayoran-ancol. Jadi tuh masinis kereta bolak-balik aja kerjaannya. Di manggarai pindah kepala… di jatinegara pindah kepala juga. Kita yang jadi penumpang juga liat tuh pak masinis bolak-balik bawa2 obeng gede. Itu setirnya kali yee… (sok tau).

Aku mah nggak mau ikutan repot deh ama masinis itu. Yang penting sampe di ancol. Hehehe. Kalo dulu waktu masih penganten baru jalan2 ke sini, kereta berenti di st. kemayoran. Sekarang, berenti di st. ancol. Persis di depan pintu masuk. Di luar stasiun, aku liat tiga buah mobil tanggung dah nunggu. Itu mobil jemputan buat penumpang yang mengantarkan masuk ke ancol. Alhamdulillah dah sampe.

Setelah masuk ke dalam mobil… kita dikasih tau kalo mobil ini akan menjemput kita lagi jam 4 ke stasiun ancol lagi. Klo bs jangan terlambat katanya. Soalnya takut ketinggalan kereta. Ya wes lah.. ntar jam 4 kita mejeng di halte depan pantai festifal deh. Soale kita emang pengen ke sana. Ngasih liat laut ke rai.

sampe pantai festival dah siang juga. panas... nggak papa deh, kita cari tempat adem buat istirahat. akhirnya kita nyewa tenda-tendaan yang ada di tepi pantai. lumayan enak. banyak anginnya. si rai langsung aja makan siang... abis itu maen-maen sebentar... eh, tidur deh tu bocah.... emang enak sih buat tidur. sepoy-sepoy gitu anginnya. si abi nggak lama kemudian menyusul.. tepaar. daku pengen banget sih, tapi yang jagain barang2 siapa? jadi deh aku tim piket penjaga barang, hiks. padahal ngantuk berat nii....

sekitar jam 2an pada bangun deh. jam sewa tenda juga dah abis. mau ke mana ni bi? jam 4 kan masih lama. ya udah akhirnya kita jalan2 aja nyusurin pantai. pas di pantai yang ada pasirnya (walo dikit juga) si rai diajak turun sama abi ke pantai. ganti baju, ganti celana. si rai akirnya berdiri merasakan ombak. dipegang abi tentunya. aku malas turun. ga bawa baju ganti.

si rai aku liat seneng banget tuh maen aer... eh, pas ada ombak lumayan gede... dia nangis. hehehe. kaget ya rai... kakinya sampe kelelep semua. aku biarin aja. itung2 melatih kekuatan kaki. kan kaki jadi dijejak kuat2 ke pasir biar ga doyong kena ombak.

pas agak lama, aku nggak tega liat rai basah kuyup. segera aja aku minta abi mandiin rai. ganti baju bersih. aku takut kedinginan si rai.

abis kelar mandi2.. abi juga mandi. kita pun siap2 di depan halte. dah jam setengah 4 soalnya. nggak terasa juga yah.

ya udah akhirnya kita nunggu mobil jemputan. pas dateng.. naek, nunggu kereta di st... dan pulaaaaaang!

yang aku khawatirkan, rai kena pilek ga ya nanti? masih terbayang2 waktu sakit lalu. besoknya.. pas bangun pagi, aku langsung aja megang badan rai.. takut panas! alhamdulillah, raihana tidak apa-apa....

senangnya hati ini... walo pinggang laksana kena encooook....

happy ending!

sayang... aku lupa minjem camdig. jadi nggak ada fotonya deh.

untuk sementara lega

senang deh sekarang gw ga perlu takut2 lagi mengeluarkan isi "tanduk". ampun deh klo dipendam bikin senewen dan stress berkepanjangan. walo gw ga bs marah2 langsung, minimal unek2 gw dah dikeluarin. legaaaa.... makasih ya yg udah rela buat ketempatan!

tapi tunggu aja, klo dah meledak, gw akan marah2 langsung di depan mukamu!

Senin, 08 Desember 2008

si permata hati

harap dimaklumi ya buat para pembaca sekalian, emak yang satu ini lagi gandrung ama anaknya sendiri. biasa deh namanya ibu-ibu. hehehee.

si emak ini sekarang hobi banget mandangin wajah si bocah lekat-lekat ketika si bocah lagi tertidur pulas. demen banget kalo pas lagi memandangin gitu, tau -taunya si bocah senyum-senyum sendiri. pasti lagi mimpi indah, batin si emak.

atau kerjaan lain si emak, terus-terusan melototin ekspresi si bocah ketika lagi asyik maen. seru aja liat si bocah saat lagi riang bermain, teriak2 girang, ketawa, ato nangis gara2 kejedot, or jatoh sewaktu lagi jalan. klo pas lagi nangis karena hal itu, tinggal liat aja rona merah di tubuhnya. di situlah letak yang sakit. tinggal dielus-elus sayang aja and bilang, "mangkanya hati-hati ya nak, klo lagi maen...." lalu nggak lama kemudian jerit2an lagi kegirangan. si emak demen denger suara ceriwis si bocah yang dari bangun ampe tidur lagi pasti deh, "apa, apa, apa...." semua ditanyain.

si bocah baru bisa diem saat lagi tidur pulas. saat itulah semua bernafas lega. hahaha. nggak ding. bukan karena kesal ato gimana yah. abis lumayan juga mendampinginya selagi terjaga. si omnya aja baru satu jam maen ama si bocah dah banjir keringet. padahal bodi si om gede gitu. si abi juga suka nggak bisa berlama-lama main dengan si bocah. lebih suka repot di dapur, masak, daripada jagain. hehehe.

nah, gimana tuh dengan si emaknya si bocah, and kakek-neneknya si bocah? bisa kebayang deh seharian bersamanya. tapi ya itu, rasa lelah nggak akan dirasa sewaktu bersamannya. kita seperti terhipnotis. penuh rasa bahagia. jadi capeknya ga kerasa gitu deh. neneknya aja sampe sibuk nelepon mulu minta si bocah maen ke rumah nenek tatkala kami sedang wiken di rumah. kangen katanya klo sehari nggak liat. dah jadi soulmate kayaknya deh si bocah ama neneknya ini.

oh ya, sekarang si bocah dah bisa jalan loh. and makin ceriwis ajah.

doooh... si emak lagi kangen nih. huhuhu....

Kamis, 04 Desember 2008

di tengah prahara jiwa

di tengah suasana yang bikin pararusing, di tengah rasa hampa yang tiba-tiba muncul, di tengah semangat yang terus menurun, di tengah kekisruhan yang tiada henti, hanya satu pelipur laraku: RAIHANA!

benar ya anak itu bisa menjadi pelipur lara orang tuanya. tak peduli betapa kejam dunia menghantam, ketika pulang ke rumah, melihat mata jenakanya, ulah menggemaskannya, mendengar celotehan ceriwisnya... dunia yang beku ini menjadi meleleh hangat!

kini, si rai udah bisa melangkahkan kakinya dengan jarak yang lumayan jauh. hampir lebih dari 3 meter. dengan gaya menggoyang-goyangkan tangannya ke atas (mungkin buat keseimbangan kali ya). kesanku: lucuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu sekaliiiiii....

belum lagi ocehannya yang makin ceriwis. kata "apa... apa... apa..." senantiasa keluar. ditambah lagi perbendaharaan kata lainnya seperti, "abfruu-abfruu (maksudnya abu-abu) mbaaeek (mbeknya kambing), ambruuut (rambut dan rambutan, sama nih ngomongnya). lalu gayanya mengikuti ayam berkokok, mengikuti kapal terbang....

lalu ingatannya yang hapal mana kaki, gigi, kepala, perut, tangan, sepatunya, kaos kakinya....

itulah hiburanku satu-satunya.

MENGGEMASKAAAAN!

maka tak heran kalo neneknya makin cintah bahkan mungkin cintanya mengalahkan aku, ibunya sendiri.

raihana... umi makin cintah dan sayang deh ama kamu....

nb: buat abi cayang juga deh, makin cintah. (takut ngambeg).