Rabu, 03 September 2008

sindrom bingung emak

Anak bayi biasanya itu bingung putting. Maksudnya ya bingung antara susu botol and ASI. Kebanyakan anak yang bingung putting enggan untuk menetek langsung ke ibunya.
Tapi tidak dengan raihana.

Raihana tidak pernah bingung putting. Minum pake botol oke, minum langsung dari pabriknya juga oke. Nggak ada masalah and selalu abis minumnya. Namun raihana memiliki kebingungan yang lainnya, yaitu bingung emak.

Begini ceritanya.

Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, raihana selalu dititipkan ke neneknya setiap emaknya ini pergi ke kantor. Dari usia 3 bulan sampe hari ini udah jadi anak jalanan. Tiap pagi dan sore selalu bepergian dari ke rumah cagar alam dan rumah nenek rai. Selama delapan jam waktu rai lebih banyak habis bersama nenek-kakeknya. Waktu dengan emaknya dalam sehari memang sisanya, namun kebanyakan diisi agenda tidur rai sebanyak kurleb 10 jam di rumah cagar alam. Jadinya hanya 6 jam bersama emak. Itu juga tidak full bermain. Kebanyakan acaranya ya campur2. Atau emaknya malah berada dalam kondisi sibuk ngurusin rumah and suami. Jadi kurang berkualitas deh. Kecuali hari sabtu-minggu yang emang full bersama emak.

Selama 8 jam itu, raihana mengisinya penuh dengan acara bermain. Ya paling diselingi acara bobo siang. Tapi kondisinya sangat berbeda. Di waktu delapan jam itu, raihana benar2 bisa mengeksplorasi segala rasa dan keingintahuannya bermain didampingi neneknya. Jadi sangatlah wajar kalo rai dekat juga ke neneknya.

Secara fisik, aku dan ibuku (nenek rai) kata orang memiliki kemiripan wajah dan potongan tubuh (sama-sama kuyus). Sama-sama pake jilbab. Sama-sama punya arti (kali yee) buat rai. Hehehe. Maka tak jarang, apabila ada aku dan ibuku di tempat yang sama, rai kadang bingung. Neneknya kadang-kadang kalah, tapi seringnya aku yang kalah. Rai lebih memilih digendong nenek dibanding emaknya. Neneknya pergi sebentar aja dah nangis. Hehehe. Awalnya sih, aku sedih banget. Tapi ya sudah risiko ya jadi PTM. Yang penting sih, bukan tetangga ini yang jadi “sainganku”.

Pernah suatu sore, waktu itu ketika aku pulang kantor hujan deras. Sampe rumah nenek (dalam rangka menjemput rai pulang) hujan turun sangat lebat. Ada petirnya pula. Rai baru aja bangun tidur. Abinya rai juga blm sampe karena terjebak hujan di jalan.

Di rumah nenek cuma ada aku, nenek rai, and rai. Raihana ketakutan mendengar suara hujan deras dan petir. Awalnya rai memilih digendong neneknya. Ya sudah gapapa. Aku bias mandi kalau begitu, pikirku. Tapi ketika aku mau beranjak keluar kamar, rai nangis nggak mau ditinggal emaknya. Jadilah aku yang gendong. Lalu, neneknya rai mau beresin piring. Rai nangis juga nggak mau ditinggal neneknya. Jadilah aku dan nenek rai gonta-ganti gendong rai, sesuai permintaan rai and sama-sama nggak bisa ke mana2.
Dalam hati aku bertanya2, kenapa rai begini? Jangan2 raihana kena sindrom bingung emak karena di situ ada aku dan neneknya. Pikirku lagi, mungkin rai bingung mana emaknya karena muka kedua orang di dekatnya ini ampir mirip. Hiks.

Tapi, apakah benar emang mirip?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar