Minggu, 01 Agustus 2010

arogansi sebuah ormas!

menilik dari berita berikut: baca di sini. saya melihat sendiri arogansi sebuah ormas di hari yang sama, namun di tempat yang berbeda.

sabtu, 31 juli 2010, saya berniat bersilaturahmi ke rumah seorang penulis hebat di bilangan cinere. dari kantor sudah saya coba calling beliau. berkali-kali namun tidak diangkat. ya sudah, berbekal perkataan beliau yang katanya sedang fokus di rumah, saya berhusnuzon sabtu ini beliau tidak ke mana2 (pede banget dah pokoe).

sempat keliling2 cinere mencari rumah beliau. sms dan miskol terus tetapi tidak diangkat-angkat juga. alhamdulillah, akhirnya ketemu juga rumah beliau. namun sayang, ketika sudah berada di depan rumah, beliau baru sms memberitahu bahwa beliau sedang berada di UI. ya sudah, yang penting sudah ketemu rumahnya. jadi kalau mau ke sini sudah tidak perlu mencari-cari lagi.

tujuan berikutnya adalah ke penulis buku ensiklopedia anak muslim. beliau bermukin di dekat kompleks rivaria sawangan. kali ini, saya ingin mengantar bukunya yang sudah selesai dicetak sekaligus bersilaturahmi dan ingin mengetahui kesehatannya sekarang ini. biasanya saya hanya berbicara via telepon. kabar yang saya dapatkan beberapa waktu lalu, beliau sempat terkena stroke dan penglihatan beliau agak terganggu. semoga sudah agak baikan harap saya.

sepanjang jalan cinere raya menuju sawangan, saya bertemu dengan rombongan sebuah ormas. gayanya asyik benar. kita diminta menunggu mereka lewat terlebih dahulu. gayanya sudah kayak ambulance lewat atau seperti iring-iringan pejabat yang mau lewat. oke lah tak apa-apa. lebih baik menjauh dari iring-iringan mereka.

lalu ketika saya melewati sebuah SPBU di jalan sawangan, saya melihat tindakan anarkis mereka. ketika itu ada sebuah pick up hendak masuk ke SPBU. mobil toko bangunan sepertinya. di belakangnya masih terlihat pasir dan sekop pasir yang besar itu. iring-iringan motor yang dari arah berlawanan tiba-tiba berhenti. sepertinya pick up itu tidak memberi jalan iring2an itu. beberapa pengemudi motor langsung turun menghantam si supir, memukul2 mobil dengan sekop. menghancurkan kaca mobil dan lampunya. si supir ditarik keluar, dikeroyok beberapa orang. aku yang berada di dalam mobil berteriak ingin menyudahi adegan itu. akhirnya si supir lari masuk ke SPBU meningggalkan mobilnya yang melintang di jalanan.

padahal, iring2an itu bisa bersabar sebentar membiarkan si pick up masuk SPBU. apa salahnya bersabar. kalau pun si supir pick up itu yang nyelonong tidak sabar bukan berarti harus dipukuli dan dirusak mobilnya. kasihan. supir itu mungkin hanya kuli. bayangkan bila dia harus menanggung ganti rugi mobil yang dirusak itu. belum lagi musti babak belur dipukuli.

ah, sedih sekali melihatnya. geram. gemas. apalagi ini menjelang ramadhan. bukankah seharusnya kita bersiap menyambut ramadhan dengan kedamaian. bukan dengan aksi anarkis.

sepanjang perjalanan, aku hanya bisa beristigfar. ternyata rasa bangga terhadap golongan bisa menutupi rasa saling menghormati. apa yang patut dibanggakan kalau begitu.

1 komentar:

  1. mmhhh..ormas sekarang mah sok jagoan semua..emg jalan ini punya engkong loe...
    miris ,apalagi iring2an moge eh..malah polisinya yg ngawal..katanya polisi2 gitu sering dibayar buat ngawal mereka...

    BalasHapus