Senin, 26 Juli 2010

rumah impian itu?

Bermimpi punya rumah sendiri, tentu boleh kan? Ya, itulah mimpiku, tepatnya mimpi kami kali ini.

Sejak menikah, aku tinggal di rumah mertua (alm). Di rumah itu tinggal pula dua orang saudara ipar yang sudah berkeluarga. Rumah mertua disekat menjadi tiga. Saudara ipar di kanan dan kiri, aku di tengah (bisa dibayangkan ya).

Kondisi sekarang ini lebih baik daripada awal dahulu sebelum disekat. Aku dan suami menempati dua ruang kamar saja. Dapur, ruang tamu, kamar mandi, masih gabung dengan yang lain. Dengan kondisi seperti ini, privasi sangat sulit didapatkan.

Ketika pulang dari kantor, ketika menemukan minyak goring yang berkurang, gula yang berkurang jumlahnya… aku harus melupakan segera pertanyaan kenapa bisa berkurang karena tentu saja aku tidak siap menemukan jawabannya.

Lalu, akhirnya rumah itu disekat. Alhamdulillah, syukur yang teramat besar bagiku. Kini aku bisa bebas menata ruangan di mana aku tinggal. Lega menemukan kondisi ruangan sama persis seperti ketika aku tinggalkan.

Lalu, terpikir untuk punya rumah sendiri. Tapi, mungkinkah? Tidak ada yang tidak mungkin. Aku terus mewacanakan ini ke suamiku. Jujur saja, suamiku sudah merasa nyaman tinggal di rumah keluarganya ini. Lingkungan di sini sudah begitu dekat dan akrab dengan dirinya.

Aku ajak suami berkeliling mencari rumah yang sesuai dengan kantong kami. Tidak perlu mahal. Rumah Sehat Sederhana pun cukup. Apalagi sedang ada subsidi. Tapi untuk membayar DP-nya kami belum sanggup. Apa cari kontrakan dulu ya?

Ya, yang lebih dulu dapat saja deh.

Tapi, impian memiliki rumah mungil itu tetap bergelayut di otakku. Suatu saat mimpi itu akan terwujud. Aku yakin. Di suatu tempat, di waktu yang tepat. Rumah itu akan terwujud nyara di depan mataku.

NB: Selamat berjihad, suamiku, untuk mimpi kita. InsyaAllah langkahmu adalah jihad fi sabilillah.

Adalah sudah kewajiban para suami mencarikan rumah yang nyaman untuk tempat tinggal keluarganya.

2 komentar:

  1. semoga semua harapan n cita-cita terwujud ..salam...kunjungan pertama

    BalasHapus
  2. Aku juga masih tinggal di rumah warisan ortu suami yg disana juga tinggal keluarganya adik lelaki suamiku.
    Aku juga pengen rumahnya disekat gitu karna kebetulan rumahnya sangat besar, tapi gimana cara ngomongnya ya.... takut sensi euy...

    BalasHapus