Kamis, 25 Oktober 2007

alonso, oh alonso....


Gatel juga pengen ngomentarin hasil akhir seri grandprix formula 1 tahun ini setelah membaca beberapa komentar teman yang juga pemerhati f1 (walo gw nggak selalu rutin nonton balapannya, tapi nggak mau ketinggalan infonya via media massa or internet).

Sejak dua tahun lalu, tepatnya mulai tahun 2005 sewaktu dia pindah ke Renault, gw dah mulai memperhatikan sepak terjangnya (tulisan lengkapnya bisa liat di sini, di blog gw yg dah ga pernah diupdate. Hihihihi).

Saat itu, gw memprediksi hanya ada dua pembalap yang punya kans besar jadi juara dunia: Kimi and Alonso. Ketika balapan mulai bergulir, ternyata ada satu nama pembalap baru yang kemudian disebut rookie oleh pecinta f1, lewis Hamilton, rekan setim Alonso. Awalnya, gw nggak terlalu ‘nganggep’ dia. Tapi setelah adanya kasus team order yang seakan2 memenangkan Alonso (lupa waktu di sirkuit mana ya? Klo ga salah di Bahrain). Saat itulah si Hamilton mulai bertingkah, memprotes kebijakan tim. Melihat kemampuan Hamilon yang cukup menjanjikan, McLaren akhirnya membuat kebijakan tidak akan mengistimewakan salah satu pembalapnya. Semua akan diperlakukan sama dan diberi kesempatan sama untuk menjadi juara.

Saat itu belum terbongkar skandal spionase McLaren. Gw anggap masih fair lah kemenangan Hamilton itu. Malah gw ga gitu suka klo Alonso menang karena adanya team order. Bukan karena usaha sendiri. Nggak papa kali bersaing dengan rekan setim sendiri. Yang penting fairplay. Tapi lama kelamaan, terasa banget keberpihakan McLaren terhadap Hamilton. Maklum sih, Hamilton dibesarkan oleh McLaren. Sedang Alonso besar karena prestasinya menjadi juara dunia dua kali. Mungkin juga ada sentimen kedaerahan eh, kenegaraan. Lama2 Alonso makin sebel dengan McLaren.

Apalagi setelah terbongkar kasus spionase McLaren yang berhasil mengintip rahasia dapur Ferrari. Makin ga respek aja deh. Kasian banget Alonso terjebak di tim itu. Alonso mungkin juga makin sebel ama Ron Dennis. Udah bikin suasana nggak nyaman dengan ketidaktegasanya menentukan mana pembalap 1 dan 2, ternyata bikin mobil pun hasil sontekan tim lain. Alhasil, Alonso pun rela jadi saksi di persidangan kasus itu yang hasilnya memberatkan McLaren. Tim itu pun kena hukuman dihapus semua perolehan poin. Alonso juga kena hukuman oleh tim. Support dikurangi. Hehehe. Sejak itu, gw pasrah deh klo Alonso nggak bisa mempertahankan gelar juaranya. Tapi gw juga ga rela klo Hamilton yang jadi juara dunia. Nggak rela banget!

Alonso mungkin salah membeberkan ketidaknyamanannya di McLaren ke media. Tapi gw anggap wajar karena siapa sih yang ga gerah diperlakukan tidak sesuai dengan kontrak awal. Ada juga isu berkembang yang mengatakan Alonso tahun depan nggak akan di McLaren lagi. Ada yang bilang ke Renault, Ferrari, bahkan Toyota. Menurut gw, Alonso nggak akan pindah ke mana2. tapi, tentu aja akan ada kesepakatan2 baru antara Alonso dan McLaren. Klo ga, mending cabut aja dari situ, Alonso! Ngapain bela2in di situ kalo akhirnya mesti mempertaruhkan gelar juara. Sebenernya Alonso punya kans besar loh andai saja kebijakan McLaren jelas, seperti halnya kebijakan Ferarri yang akhirnya bisa mengantarkan pembalapnya menjadi juara dunia: Kimi, bravo! Ferarri and Kimi memang pantas menjadi juara tahun ini.

Tapi begitulah F1. memang baru tahun inilah perebutan juara dunia sangat begitu menegangkan setelah kurun waktu 10 tahun terakhir ini. Tahun2 lalu bisa dibilang agak membosankan (apalagi waktu zaman Schumi berjaya. Bosen banget deh!).

Kini hasil akhir telah ditentukan. Entah apa yang akan terjadi tahun depan. Perhatian gw tetap pada Kimi and Alonso. Hamilton? Males deh!

Gimana Kimi dan Alonso sama2 di Ferarri? Ah, nggak seru! Biarlah kimi tetap di Ferrari. Alonso di tim lain (gw sih lebih suka Alonso balik ke Renault).

Kita lihat tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar