Ibarat adegan dalam sebuah sinetron:
Ada sahabat akrab yang sudah kamu kenal baik akhlaknya. kesehariannya. pola pikirnya. sifat-sifatnya. ibadahnya. komitmennya. intergritasnya. kamu kenal bagaimana sikap dia terhadap sesuatu. kenal apa yang membuatnya senang dan sedih.
lalu datang seseorang mengatakan hal-hal buruk tentang si sahabat. lalu kamu dengan mudah mempercayai apa yang dikatakan orang itu tanpa merasa perlu bertanya atau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. lalu kamu akhirnya ikut berusaha menjatuhkannya. ikut berusaha mencari-cari kesalahannya. ikut berusaha mencelakakannya.
alangkah naifnya.
persis adegan sinetron yang isinya hanya memperebutkan harta warisan, mencelakakan tokoh utamanya, berlinang air mata. dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar