Selasa, 10 Oktober 2006

gw, alonso, and kimi

Hehehe… Ada juga ya yg mempertanyakan kenapa gw mendukung alonso. Terus terang ajah, gw menaruh rasa hormat terhadap bapak schumi yang sudah tujuh kali jadi juara dunia. Prestasi itu diperoleh dari semangat juangnya, skill mengemudinya yang keren, keinginannya untuk memberi yang terbaik, dan didukung penuh oleh performa Ferrari yang semua orang tahu gimana mobil itu bisa ngacir lebih cepat dibanding mobil2 lain. Dulu, gw emang nggak terlalu nyimak sampe yang detail2. yang penting liat balapan dan Ferrari menang. Gw melihat semua paket yang ada di Ferrari ini perfect, baik si sopir dan mesinnya. That’s it!

Tapi, semua kesan itu kandas ketika gw mengikuti balapan tahun 2005 lalu. Kebijakan F1 di tahun 2005 itu ada yang diubah. Salah satunya, setiap mobil tidak boleh mengganti ban selama berlangsungnya balapan. Entah apa yang melandasi keputusan itu. Mungkin pihak F1 ingin melihat ketangguhan ban Michelin dan Bridgestone. Di sini akan diuji seberapa tangguh kekuatan ban yang digunakan. Kekuatan mesin dan ban tentu saja menjadi penting di sini. Mesin harus dirancang menyesuaikan kekuatan ban. Bisa dibayangkan kalo mesinnya dirancang bisa cepat tanpa mempertimbangkan kekuatan ban. Yang ada, ketika balapan tengah berlangsung, ban mobil langsung abis terkikis jalanan. Semakin tinggi kecepatan sebuah mobil, maka semakin cepat tipis ban yang dipakai karena gesekannya akan semakin besar. Gitu deh kira2. Di tahun ini pula, Ferrari langsung merosot prestasinya. Mungkin itulah tahun terburuk buat Ferrari. Kekalahan Ferrari di sini mungkin karena menganggap kekuatan yang dimilikinya mampu mengatasi masalah ban sehingga sedikit meremehkan.

Saat itu, mobil2 dari pabrikan lain tiba2 mampu memberikan tontonan perlawanan yang menarik. Dua rival itu di antaranya adalah Mclaren dan Renault. Dua konstruktor ini mulai menunjukkan persaingan yang cukup seru. Sedangkan Ferrari melempem. Dari situ gw mulai melihat, Ferrari tidak ada apa-apanya kalo tidak didukung oleh kebijakan F1, yang selama ini seolah-olah berpihak pada kepentingan Ferrari. Ada kabar yang mengatakan, Ferrari cukup dianakemaskan oleh petinggi F1. maklum deh, ajang jet darat ini tentu nggak terlepas dari berbagai kepentingan bisnis. Ketika kebijakan itu tidak menguntungkan Ferarri—melihat begitu banyak fansnya yang ada di penjuru dunia yang bisa jadi kecewa dan meninggalkan ajang ini, sehingga bisa dibayangkan kerugian yang diperoleh petinggi F1 bila balapan ini mulai nggak laku—maka kebijakan itu diubah kembali. Tahun 2006, konstruktor boleh mengganti ban mobilnya setiap masuk pitstop.

Maka, Ferrari mulai berbenah kembali. Dari situ gw baru menyadari bahwa ternyata Ferrari pun mempunyai kelemahan. Coba, bagaimana kalo di tahun 2006 ini kebijakan itu tetap berlaku? Akan ada banyak kemungkinan sih, dan kemungkinan yang terpikirkan oleh gw adalah Ferrari mengalami nasib yang sama dengan tahun 2005. Dia tidak akan mendapatkan hasil seperti sekarang ini.

Satu lagi, gw mungkin tipe orang yang anti kemapanan. Gw nggak gitu suka dengan kondisi yang stagnan, begitu2 aja, tanpa ada perlawanan. Ferrari adalah lambang kemapanan. Begitu juga Schumi. Tujuh tahun Schumi tidak mendapatkan rival yang sepadan, baru tahun ini ia mendapatkannya, yaitu Alonso. Alonso yang baru bergabung di F1 tahun 2002 mempunyai semangat menjadi juara. Grafik prestasinya juga cenderung meningkat. Dia muncul seperti sebuah energi baru, yang pada awalnya dia sama sekali tidak diperhitungkan dan dianggap anak bawang. Maklum, usianya masih sangat muda. Di tahun 2005 lalu, sebenarnya bukan Alonso saja yang bisa jadi juara. Ada Kimi yang juga punya potensi bagus untuk menjadi juara. Tapi Kimi sangat tidak konsisten. Dia kurang sabar dibanding Alonso. Padahal performa Mclaren saat itu menunjukkan progress yang cukup menjanjikan buat mendukung Kimi menjadi juara.

Tahun depan, Kimi pindah ke Ferrari. Ferrari adalah mobil yang bagus, bisa jadi Kimi akan menjadi juara dunia tahun depan. Dengan syarat, Kimi meningkatkan lagi konsentrasi dan konsistensinya. Dan, masih ada Alonso yang tentu saja akan memberikan perlawanan keras. Walau dia masih muda dan prestasinya baru saja diukir, tapi dalam dua tahun ini, gw melihat ada progress bagus dalam dirinya. Dia mempunyai aura juara yang sama dengan Schumi. Semangatnya, skillnya, ketepatan perhitungannya, konsistensinya, mampu menyamai schumi. Yang menjadi ganjalan gw sekarang adalah Mclaren. Bisakan Mclaren memberikan dukungan yang sama seperti halnya Renault mendukung Alonso? Seperti yang kita tahu, Mclaren belum menemukan kondisi yang terbaik buat mobilnya. Terbukti seringnya Kimi mengalami masalah mesin sehingga sering out dari lomba.

Kini, peta kekuatan di F1 sedikit bergeser. Ada gairah baru dan suasana baru. Sepertinya kekuatan di semua tempat menjadi merata. Ada Kimi dengan Ferrari (pembalap kurang oke dengan mobil yang oke), ada Alonso dengan Mclaren (pembalap yang oke dengan mobil kurang oke). Renault untuk tahun depan nggak begitu meyakinkan gw karena dia sudah kehilangan pembalap tangguhnya. Mungkin juga tim-tim lain malah memberikan progress yang signifikan untuk meraih juara. Tapi, tahun depan, gw akan lebih memfokuskan perhatian kepada dua pembalap ini, Kimi dan (terutama) Alonso.

Mobil yang bagus kalo tidak didukung pembalap yang bagus, hasilnya nggak akan maksimal. Begitu pula sebaliknya.

Kalo toh nanti di Interlagos, karena suatu hal Alonso ternyata out dari lomba dan schumi menjadi juara dunia, itu nggak akan jadi masalah buat gw (semoga Alonso bisa menambah poin walo satu ajah). Gw hanya kagum dengan semangat dan konsistensi Alonso yang dia buktikan dari awal bergabung dengan F1 hingga tahun 2006 ini. Gw juga kagum dengan kemampuannya. Gw nggak tahu apakah Alonso bisa menyamai Schumi meraih gelar sebanyak tujuh kali atau tidak. Mungkin hanya Schumi yang bisa memegang rekor itu. Dan mungkin hanya Schumi yang memiliki rekor terbanyak dalam sejarah F1. Jadi, yang gw kagumi di sini adalah SEMANGAT (melawan kemapanan, hihihi) dan juga konsitensinya (itu yang paling penting!). Dengan harapan, semangat dan konsitensinya itu menular ke gw (karena nggak ada yang nyemangatin gw, ya, gw cari sosok real yang bisa bikin gw semangat. Begitu looohh!).

Tentu akan lebih bersemangat bila kita mengikuti sebuah perjuangan dari awal, bukan setelah jadi!

Tahun depan adalah tahun awalnya kompetisi F1 yang lebih variatif dan semarak. Dengar-dengar, semua mobil akan menggunakan ban yang sama. Jadi tinggal bagaimana mesin dan sang pembalap berperan di situ.

Sekali lagi, roda akan terus berputar. Akan ada pergantian masa. Tidak selamanya yang di atas selalu di atas. Ada saatnya yang di bawah bisa menjadi yang di atas.

Nggak sabar menunggu tahun depan!
(kalo masih sempet nonton ya… hehehe)
gambar: di ambil dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar