Minggu, 15 Oktober 2006

Pernikahan Cinderella

Aku tergelitik nulis ini ketika seorang teman memberikan nasihat kepadaku tentang makna sebuah pernikahan. Tulisan ini juga aku persembahkan buat temenku yang bentar lagi mo merit.

Yang dimaksud dengan pernikahan cinderella adalah pernikahan yang mempunyai mimpi bak cinderella. Dia tidak menapak di bumi dan hanya ada di awang-awang. Pernikahan yang dianggap sempurna. Biasanya orang yang menginginkan pernikahan model ini adalah mereka yang mempunyai mimpi sempurna tentang sebuah pernikahan. Dia membayangkan akan mendapatkan pasangan yang sempurna ibarat pangeran dan tuan putri. Diawali dengan prosesi pernikahan yang megah tanpa mempedulikan bagaimana ke depannya. Pernikahan yang diawali oleh rasa cinta menggebu tanpa mempersiapkan jiwa menghadapi pasang surutnya. Pernikahan yang diawalnya dia membayangkan akan mendapatkan kebahagiaan selalu tanpa mempersiapkan diri menghadapi kemelutnya. Dan ketika dia dihadapkan pada kenyataan yang pahit, dia tidak siap. Akhirnya, memutuskan dengan mudah kata mundur.

Pernikahan adalah sebuah fase hidup yang pasti akan dijalani oleh setiap manusia (kecuali mereka yang menafikan fitrahnya sebagai manusia). Sebuah fase hidup yang nggak setiap orang sukses melaluinya. Kita tidak bisa menjalaninya tanpa perbekalan dan persiapan mental. Materi masih bisa dicari. Tapi kalo secara mental tidak siap, segunung materi pun tidak akan menjamin kelanggengannya. Sudah banyak sekali contoh perceraian yang menghancurkan sebuah rumah tangga. Berbagai alasan menjadi penyebab perceraian itu.

Dari semua cerita perceraian yang aku dengar, aku mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa sukses tidaknya sebuah pernikahan tergantung dari niat di awal pernikahan. Maksudnya begini. Pernikahan adalah sesuatu yang baik, di dalamnya terdapat banyak kebaikan dan pahala. Apabila sesuatu yang baik tidak diawali oleh niat yang baik pula, maka hilanglah kebaikan itu. Islam sudah memberikan arahan kepada manusia bahwa pernikahan itu harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah. Karena itu, semua prosesnya harus terjaga dari niat-niat buruk dan cara-cara yang buruk pula.

Selain itu, pernikahan juga harus diawali oleh rasa sama-sama ikhlas kedua orang yang mau menjalaninya. Ikhlas menerima segala kelebihan dan kekurangan. Apabila salah satu sudah mempunyai ganjalan di awal dan itu tidak terselesaikan, maka siap-siaplah ganjalan itu akan menjadi boomerang yang bisa menghancurkan rumah tangga di kemudian hari.

Orang yang akan hidup bersama kita bukanlah manusia yang sempurna, pasti ada kekurangannya. Kebanyakan manusia selalu siap menerima kelebihan pasangannya, tapi sangat sulit menerima kekurangannya. Ada di antara manusia yang menunda menikah hanya karena belum siap menerima kekurangan. Biasanya orang yang seperti ini mempunyai standar tinggi dalam mencari pasangannya. Dia ingin meminimalis kekurangan yang ada pada diri pasangannya. Dia ingin yang perfect. Tapi dia lupa berkaca pada dirinya sendiri yang pasti mempunyai kekurangan juga. Atau bisa jadi, dia mempunyai sosok idaman, dan dia ingin mempunyai pasangan yang memiliki kesamaan dengan idamannya itu, yang tentu saja tidak
semua orang memilikinya.

Dan yang paling penting dari sebuah pernikahan adalah KOMITMEN dan KOMUNIKASI. Begitu kata beberapa teman yang sudah menjalaninya. Komitmen sangat dibutuhkan ketika ada perselisihan, kekurangcocokan, dan gempuran masalah. Komitmen diperlukan ketika ada yang sudah berpindah haluan. Komitmen inilah yang akan mengembalikan semua pada tempatnya, pada haluan utama yang ingin dituju bersama. Dan komunikasi bisa menyelesaikan semua yang tersumbat. Semua bisa diutarakan dengan gamblang dan jelas. Apabila komunikasi ini ada yang
tersumbat, siap-siaplah akan muncul kesalahpahaman. Untuk menghindari komunikasi buruk, keterbukaan dan kejujuran adalah kuncinya.

Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah kesamaan visi dan misi hidup orang yang akan mengarunginya. Ini juga penting agar tidak ada dua haluan. Agar ada kesamaan langkah dan kekompakan. Bisa dibayangkan bila orang yang ada di dalamnya tidak memiliki kesamaan langkah. Mau dibawa ke mana pernikahan ini? Akan sangat melelahkan bila tidak dari awal kita menyamakan langkah.

Itulah hal penting yang aku catat dari perbincangan itu. Mungkin ada hal penting lainnya. Kamu bisa menambahkan.

gambar: dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar